Ada begitu banyak pertanyaan di dalam hidup ini. Ada berjuta yang bahkan nggak bisa gue jawab. Pertanyaan yang paling besar dan yang tak pernah terjawab sampai saat ini, bahkan satu clue pun nggak bisa gue temukan untuk sekedar memberi petunjuk atas jawaban dari pertanyaan tentang hidup dan mati manusia. Bisa dikatakan bahwa segala yang ada di dunia ini penuh dengan pertanyaan.
Disini gue berdiskusi dengan alam yang lirih, kenapa matahari terbit menghangatkan bumi?
Dan kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi?
Satu pertanyaan yang paling besar yang ada dalam hidup gue. Kenapa gue terlahir di dunia ini? Untuk apa gue lahir? Apa yang Tuhan pikirkan saat dia mengirimkan gue untuk terlahir menjadi seorang manusia di dunia ini? Atau sebenarnya gue yang meminta oleh Tuhan untuk dilahirkan ke dunia ini?
Sama seperti pertanyaan lain, mengapa manusia harus hidup meski akhirnya semua berujung kepada kematian? Toh, apalah artinya hidup di saat kematian pasti menjadi ujung dari satu kehidupan.
“Buat aku itu sama sekali nggak adil. Kenapa orang yang sebaik dia harus lahir di keluarga yang akhirnya malah ngancurin hidup dia. Kenapa dia harus menderita cuma karena saudara-saudaranya. Dia nggak salah apa-apa tapi dia yang harus ngorbanin semuanya termasuk penghidupan dia sendiri demi saudaranya yang bahkan nggak mikirin keadaaan dia sama sekali. Bahkan akhirnya gue pikir, di saat dia sakit. Ada baiknya Tuhan sekarang udah manggil dia karena dia nggak perlu menderita lebih lama di dunia ini. Dia nggak perlu lagi rasain semua sakit baik karena disakiti oleh orang lain maupun sakit dari penyakitnya sendiri.”
Mendengar itu semua gue cuman bisa terdiam. Kadang sedih rasanya saat kita tahu di sekitar kita atau bahkan seseorang di dalam keluarga kita merupakan orang yang sebegitu baiknya sampai-sampai dia tidak akan peduli dengan dirinya sendiri namun dan akan mengorbankan apapun yang dia punya demi saudara-saudaranya.
Terasa tidak adil. Bahkan seorang yang gue kenal yang sebelumnya berbicara tentang ayahnya dan konflik dalam keluarganya juga berkata. “Apa yang adil di dunia ini? Orang-orang kayak mereka akhirnya cuma mementingkan keadaan mereka sendiri sedangkan dia membiarkan orang lain hancur. Pada akhirnya mereka mengambil keuntungan dari kematian seseorang demi kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan perasaan mereka yang telah sedang merasa kehilangan atas kepergian seseorang.”
Gue sendiri setuju dengan ini, dunia tidak akan pernah adil. Karena dunia itu masih dipenuhi dengan manusia-manusia yang mempunyai sifat dasar keegoisan.
Seperti salah seorang teman pernah berkata.
“Sama seperti saat oma gak ada. Tanteku yang dari (dia menyebutkan nama suatu tempat) tidak membicarakan sama sekali masalah oma akan dikubur atau pun dikremasi , bahkan masalah-masalah teknis mengenai wafatnya oma pun tak dia bicarakan. Yang menjadi fokus perhatiannya hanyalah seberapa besar warisan yang akan dia dapatkan.”
Sedih kadang, kematian seseorang malah dijadikan alasan untuk mengeruk keuntungan. Apakah fokus kehidupan kita sebegitu kecil dan mininya. Hanya berkisar antara uang, harta, dan warisan. Jika memang begitu. Lantas kenapa kita harus hidup untuk mencintai orang lain, mencintai keluarga kita, mencintai teman-teman dan menghargai mereka.
Entah kenapa, ada sebagian, entah sebagian kecil atau sebagian besar, dari manusia di dunia ini hanya memfokuskan diri kepada uang dan kekayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar