Mereka bilang terus berjalan, dekati, ajak ksatria itu berbicara sebelum bidadari lainnya mengisi hatinya.
Entah.
Mereka tahu, sekali aku berjalan tak ada hal lain dibelakang, jika kau tahu maksud ku.
Siapa dirimu?
Yang aku tahu malam kau terbuka tapi siang lain cerita.
Yang aku tahu malam kau terbuka tapi siang lain cerita.
Aku pun tak yakin kau memijakkan kaki di ibu pertiwi, karena ksatriai tak tinggal di bumi.
Batas.
Aku tak mencari mu.
Hanya waktu ini ibarat penjara.
Aku baru saja dibunuh, darah tumpah ruah dan luka ku masih basah.
Batas ini yang membuat ku duduk tenang melihat mu berjalan, membiarkan ksatria lain berbicara lancang.
Mungkin nanti, karena Tuhan pun tahu kita berpotensi, untuk berdua selami dunia.
Asal,
Kau mau menjalaninya dengan keterbatasan cinta, budaya, agama dan aku sebagai manusia.
vice versa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar